Cerpen Bahasa Indonesia : Pertama


Penulis Rama

Yah, menjadi yang terlupakan memang sudah biasa bagiku. Entah teman lama ataupun teman baru mereka semua pasti akan melupakanku. Seperti Rio contohnya, aku baru berteman dengannya tiga tahun sejak kelas 1 smp sampai dengan kelas 1 sma. Baru berjalan tiga tahun, aku dengannya dipisahkan karena dirinya masuk ke kelas bahasa sedangkan aku masuk kekelas ips. Walaupun aku dan Rio masih satu sekolahan tetapi ketika kita bertemu, seolah aku dan Rio belum pernah mengenal sama sekali.

Entahlah, mungkin ini kutukan yang diberikan Tuhan kepadaku sebagai orang yang terlupakan, walaupun aku tidak berharap hipotesisku ini benar. Tetapi mau bagaimana lagi, bahkan saudaraku saja sampai lupa siapa aku. Saudaraku bernama Pina, yah alasan dia lupa kepadaku ketika kutanyai karena aku jarang bertemu dengannya. Kalau alasan itu sih mungkin sedikit masuk akal karena memang aku dan pina dipisahkan sejak kelas 5 sd. Aku di sekolahkan di Yogyakarta sedangkan Pina di sekolahkan di Magelang. Entah apa yang ada dipikirkan orang tuaku, mereka bercerai dan membuat aku dan Pina harus terpisah. Pina ikut dengan ibu sedangkan aku ikut dengan ayah.

Sudah 3 bulan aku masuk sma, yah seperti biasa ekspektasiku tidak jauh berbeda dari kehidupan di smp. Berangkat sekolah, pulang dan tidur merupakan sudah menjadi keseharianku. Tapi akhir-akhir ini ada yang aneh di kelas ini. Seorang siswi bernama Kina dari tadi memandangiku, padahal dari tadi pak Ilham sedang menerangkan pelajaran geografi, nampaknya Kina tak peduli apa yang pak Ilham terangkan. Apa mungkin Kina menyukaiku? Ah kurasa itu tidak mungkin karena kau tau sendiri lah…. Orang yang terlupakan sepertiku masa ada yang suka kan aneh. Walaupun sebenarnya aku berharap ada yang suka denganku, yah berharap…..

Karena merasa jenuh, aku ingin mencari udara segar diluar. Kulangkahkan kaki menuju pak Ilham seraya aku berkata “Pak bolehkah saya ke toilet?” tanyaku pada pak Ilham yang saat itu sedang menerangkan, tetapi terhenti karena pertanyaanku itu. “Ya silahkan tapi jangan lama-lama ya..” jawab pak Ilham. “iya pak” jawabku kembali

Hah akhirnya udara segar menerpa tubuhku, hembusan angin alam membuatku serasa lebih sejuk, sekolah ini memang sangat sejuk, yah karena sekolah ini dikelilingi pepohonan yang besar membuat suasana sekolah lebih indah dilihat dan lebih sejuk pula. Tahun kemarin bahkan sekolahku ini mendapat penghargaan green school tingkat nasional, menjadi kebanggaan bagiku menjadi bagian sekolah ini. Walaupun namaku tak menyumbang prestasi untuk sekolah ini tapi aku cukup senang. Tibalah di pojok bagian sekolah, yang tak lain toilet, sebenarnya aku tidak ingin buang air kecil ataupun buang air besar. Hanya alasan saja, aku keluar hanya untuk mencari udara segar. Tetapi agar alibi yang kubuat tidak terbantahkan, aku membasahi tanganku agar terlihat habis buang air kecil atau buang air besar.

Lalu setelah itu aku kembali ke kelas dan duduk dibangku baris ke tiga yang tak lain itu adalah bangku tempatku untuk duduk saat menerima pelajaran. “Hei Ron, sebaiknya besok setelah ini kau duduknya jangan di belakangku ya.. soalnya aku nggak enak kelihatannya ada cowok lain yang suka sama aku selain kamu kan kesannya kalau aku sama kamu deket banget nanti malahan aku nggak enak sama cowok itu.” Kata Kina kepada Roni cowok tampan yang duduknya di belakang Kina.

“Memangnya siapa sih cowok yang lagi suka sama kamu selain aku Kin?” tanya Roni kepada Kina penasaran, nampaknya sih Roni tidak menyimpan rasa benci pada saingannya itu. “Kalau rahasia dong Ron, nih ya misalnya, MISALNYA si Tio suka sama aku terus kamu setiap hari dibelakang aku dan cerita bareng sama aku nah pasti Si Tio kan cemburu kan kesannya aku nggak ngasih kesempatan ke Tio kan, karena seolah-olah aku dah jadi pacar kamu, maka dari itu kamu untuk sementara ini duduknya janga dibelakang aku ya” jawab Kina kepada Roni, dengan nada yang lembut.

Telingaku yang mendengar percakapan antara Roni dengan Kina langsung panas, yang membuatku panas adalah kata-kata Kina yang menyebutkan bahwa aku menyukai Kina. Sungguh aneh jika aku menyukai gadis seperti Kina. Kina sendiri adalah gadis yang paling manis kedua yang pernah kutemui saat ini, sedangkan gadis termanis pertama yang pernah kutemui adalah Lina dia teman smpku tapi dia kini bersekolah yang berbeda denganku. Bukannya aku tidak menyukai Kina, tetapi justru malah sebaliknya aku suka dengan Kina tapi rasa suka ku ke Kina tidak kuharapkan karena Kina sendiri gadis popular yang pasti banyak lelaki tampan yang mendekatinya misalnya saja Roni.

Bukannya aku pesimmis tapi orang sepertiku mana mungkin bisa menjadi pendamping Kina. Tengg, suara bel pulang berbunyi, langit sore berwarna oranye dan burung-burung yang berterbangan mengarak ngarak langit membuat suasana sore terlihat lebih hidup. Aku memasukkan beberapa buku pelajaran yang tadi kugunakan kedalam tas dan setelah itu aku menggendong tas tersebut..

“Teman-teman aku pulang dulu ya” aku memberi salam perpisaha pulang ke teman-temanku disertai lambaian tangan. Dan hasilnya tidak ada satupun yang menjawab sapaku. Hanya gadis berkucir satu yang menjawab sapaku disertai anggukan dan senyuman manisnya yang tak lain dia adalah Kina. “Emm Tio besok kita main ular tangga yuk” ajak wanita termanis nomer 2 dalam hidupku. “Oke” jawabku datar (tetapi dalam hatiku yesss all right)
Previous
Next Post »