Beberapa daging serta lilin yang berjejeran serta makanan-makanan lainnya berada dihadapan kami. Jhon yang tak biasa memakan makanan seperti ini nampaknya sangat antusias.
kami memakan semua makanan disini tanpa ragu, ini kali kedua aku memakan daging, sebelumnya aku memakan daging ketika masih kecil. Sedangkan Jhon mungki ini pertama kalinya bagi dia.
"Nampaknya kalian sangat menyukai makanan istana ya...." kata Raja Runo dengan senyum lebarnya.
Jhon lalu menanggapinya dengan senyuman
"hehehe."
"Tapi kalian tidak usah khawatir karena setelah ini kalian akan bekerja disini. Tentunya kalian akan memakan makanan semacam ini setiap hari." Sanggah Raja Runo
"Tetapi kau akan mengabulkan 3 permintaanku kan?" Tanyaku penasaran pada sang Raja.
"Oh, kalau itu kalian tenang saja apapun permintaan kalian akan kupenuhi selama masih dibatas kewajaran." RajaRuno kembali memperlihatkan wajah senyumnya
"Aku tidak akan meminta yang aneh-aneh kok, permintaan pertamaku turunkan harga pajak tanah kedua penerimaan stok daging harus merata ke seluruh rakyat yang ketiga jangan gunakan senjataku untuk memulai perang."
"Apa hanya itu? Tentu mudah sekali kalau hanya itu, tapi untuk permintaanmu yang ketiga aku kurang yakain memenuhinya.mengingat kekaisaran romawi, dan kekaisaran jepang sudah mulai mengawasi kerajaa kita ini. Untuk soal pajak sebenarnya aku gunakan uang dan daging untuk membayar para buruh membangun benteng dan parit di wilayah bagian terluar, kau tau sendiri kan. Kekaisaran Romawi dibawah Raja Alfred dan kekaisaran jepang dibawah Panglima perang Oda Nobuna dan penasihatnya Hideyoshi nampaknya mereka semua mulai mengincar kerajaan ini."
"Dari mana kau dapat kabar itu?" Tanya Jhon serius.
"Beberapa bulan yang lalu Raja Alfred kesini dan menawari kerajaan ini sebagai bagian dari Kekakisaran Romawi tapi aku menolaknya karena, aku tau bangsa eropa selalu memandan rendah ras kita yaitu ras Himeloid mereka menganggap ras kita hanyalah ras supercopy mengingat diantara ras lain ras kitalah yang paling sulit dibedakan.
bahkan aku mendengar kabar burung kalau kekaisaran Romawi sering berperilaku kasar terhadap ras mongolid karena mereka menganggap ras mongoloid ras yang lemah dilihat dari tinggi badan mereka yang pendek.
aku tak mau ras kita hanya dijadikan boneka oleh mereka. Kalau soal kekaisaran jepang, aku hanya mendapat rumor saja, katanya Oda Nobuna beserta Hideyoshi sedang berlaut mereka sedang mencari wilayah baru yang subur. Yang kutakutkan adalah bila mereka menemukan tempat ini aku takut mereka menggunakan senjata kilat besi yang rumornya senjata itu memiliki serangan mematikan secepat kilat."
'Kilat besi ya...' batinku dalam hati.
Aku menyudahi makanku karena perutku nampaknya sudah sangat kenyang sekali. Yang lebih penting lagi, ternyata selama ini aku dan kakek salah paham mengenai uang pajak dan daging. Apa aku harus minta maaf ya, tapi.... ah sudahlah lebih baik minta maaf saja.
Lantas aku langsung berdiri dan membukukkan badan.
"Maaf yang mulia selama ini saya telah salah paham mengenai pemerintahan anda dan saya sebenarnya juga sering menghujat anda dihadapan teman-teman saya."
"Hehehe tak usah kau pikirkan hal seperti itu memang sudah resiko menjadi pemimpin, oh ya ngomong-ngomong soal permintaan mu yang ketiga bagaimana?"
"Yah kalau mereka menyerang aku masih bisa memaklumi asalkan itu digunakan dengan bijak."
"Hehehe kau sangat lugas dan bijaksana ya, kau memang pantas jadi menantuku." Kata Raja Runo dengan tertawa.
"Ehemm... kalau soal menantu aku juga mau.." Jhon sambil melirik kearah Raja.
"Tidak Jhon kau akan kujadikan pengawal saja. Karena aku merasa kalau putri Elena lebih pantas untuk Ren."
Putri Elena? Bulukudukku bergemetar, putri Elena kan si Putri berambut merah yang amat cantik wahhh senangnya jika aku bisa menikah dengannya. Tapi tunggu dulu, dia kan juga dikenal sebagai putri yang judes. Wah bisa-bisa aku di rendahin sama dia, kalau gitu sih mending sama Kanae yang baik hati, walaupun tak secantik putri Elena hehehe.
Orang yang baru saja kubayangkan datang, ya dia adalah putri elena.
"Ayah tak bisa menentukan calon suamiku begitu saja ayah ju-." Pernyataan Elena tiba-tiba terhenti setelah melihat wajahku.
"Kenapa? Apa kau suka padaku?" Tanyaku pada putri Elena.
"Wah cinta pada pandangan pertama ya.." sanggah Raja
"Hah aku menyukai lelaki busuk seperti dia? Manamungkin." Jawab Elena dengan memalingkan wajahnya.
"Ternyata kau gadis tsundere ya.." kata Jhon dengan nada meremehkan.
Putri Elena pun langsung pergi meninggalkan kami entah apa tujuannya datang kemari lalu pergi tanpa alasan sungguh aneh.
"Yah itu wajar, setiap gadis yang bertemu dengan Ren mereka pasti langsung terpesona dengan wajahnya."
"Sebagai Raja aku hanya bisa mengatakan kau sungguh beruntung Ren. Oh ya jangan lupa besok kalian sudah muali bekerja, berangkatlah saat bel kota berbunyi."
"Tapi dimana kita bekerja?"
"Kalian bekerja di ruang tempa lebih tepatnya di bawah tanah kastil ini. Oh ya satu lagi, bawa teman maid kalian kalau nggak salah namanya kanae bisakah kalian bawakan dia ke sini untuk dijadikan pelayan karena kerajaan sedang kekurangan pelayan."
"Oke pasti akan kusampaikan." Jawabku pada Raja Runo.
"Baiklah kalau begitu, akan kunantikan kerja keras kalian dan juga karya senjata untuk membantu pertahanan kerajaan."
"Siap Yang Mulia." Jawabku dan Jhon dengan lantang.
Hahh akhirnya negosiasi yang melelahkan berakhir sudah, yah walaupun menyenangkan sih disuguhi makanan enak. Aku berharap penjualan daging akan benar-benar merata setelah ini. Sekarang masalah yang sedang ku pikirkan adalah mengenai dua kekaisaran yang mungkin akan menginvasi kerajaan ini. Aku harus sesegera mungkin mencari ide baru untuk menghasilkan sebuah senjata pamungkas.
Setelah berjalan cukup lama, karena kami sehabis pulang dari istana sedangkan jarak istana dari rumah kami cukup jauh. Yah mungkin membutuhkan waktu 1 jam setengah mengingat kami hanya bermodalkan kaki untuk sampai rumah. Heeh sebuah sinyal aneh di otakku muncul, yah aku melupakkan soal tembaga. Tembaga di rumah kami habis, sedangkan setelah ini kami akan mencoba membuat beberapa pedang dengan gaya yang baru. Kalau aku mengajak Jhon untuk membeli tembaga, pasti dia menolak yah dengan alasan tembaga itu bisa dicari nggak usah beli, tapi dia sendiri malas nyari tembaga di sungai, yah mau bagaimana lagi.
"Jhon sepertinya kau duluan saja ke rumah deh."
"Eh kenapa?"
"Aku mau nyari tembaga di sungai."
"Yakin nih nggak papa aku tinggal sendirian." Kata Jhon berusaha meyakinkan, padahal dia kan ujung-ujungnya nggak mau.
"Emangnya kamu mau nemenin aku?"
"Nggak juga sih."
"Tuh kan, yaudah kamu pulang saja sana tapi ingat ketika kamu pulang nanti jangan lupa cucikan semua baju kotor dirumah dan pel semua bagian rumah."
"Siap -_-" jawab Jhon dengan nada lemas.
ConversionConversion EmoticonEmoticon